Alam Semesta, Kehidupan Bumi, Evolusi
A. Ruang lingkup IPA
1.
PENGERTIAN ALAM SEMESTA
Alam
semesta, menurut orang Babylonia (kurang lebih 700-600 SM), merupakan suatu
ruangan atau selungkup dengan bumi yang datar sebagai lantainya dan langit
beserta bintang sebagai atapnya. Jadi, alam semesta atau jagat raya adalah
suatu ruangan yang maha besar yang di dalamnya terdapat kehidupan yang biotik
dan abiotik, serta di dalamnya terjadi segala peristiwa alam baik yang dapat
diungkapkan manusia maupun yang tidak. Menurut pandapat lain alam merupakan segala
Sesuatu selain Allah yang sifatnya baru, membutuhkan yang lain, yang dapat
berubah.
Alam
semesta terdiri atas semua materi, termasuk tenaga dan radiasi serta hal yang
telah diketahui dan baru dalam tahap percaya bahwa pasti ada di antariksa.
Bumi, planet-planet dan matahari yang termasuk dalam tata surya hanyalah
merupakan titik kecil di antara lebih dari 200 miliyar bintang penyusun galaksi
bimasakti. Matahari merupakan satu di antara bermiliyar-miliyar bintang di alam
semesta dan kemungkinan setiap bintang mempunyai susunan tata surya seperti
tata surya matahari. Perhitungan sampai ke angka 200 miliyar bintang baru untuk
sebuah galaksi.
Mengenal alam semesta
Mikrokosmos
mempelajari hal-hal yang sangat kecil dalam ukurannya. Sel.atom,proton,
dan elektron merupakan beberapa contoh dari mikroskosmos,sedang alam semesta
termasuk dalam makrokosmos
Mikrokosmos
Pada
tahun 1665 ilmuan bangsa inggris Robbert Hooke dengan menggunakan mikroskop
yang masih sederhana,melihat bahwa gabus terdiri dari struktur gelembung
berdinding seperti sarang lebah. Rongga berdinding ini disebut sel oleh para
ilmuwan sel sebagai kotak-kotak kecil yang berisi bahan kehidupan. Dengan
mikroskop modern dapat dilihat bahwa sel bukan hanya sebagai wadah
kehidupan,tetapi lebih merupakan bahan kehidupan. Pada tahun 1869 Friedrich
Miescher seorang ahli biokimia berhasil memisahkan suatu zat dari inti sel. Zat
ini sekarang oleh para ilmuwan dinamakan asam deoksiri bonykleat atau disingkat
dengan DNA yang merupakan mata rantai antara zat bernyawa dan tak bernyawa. Pada
tahun 1953 James watson seorang ahli biologi dan Francis Crick seorang ahli
fisika dapat membuktikan bahwa struktur DNA bukan sederhana,melainkan berupa
pilin rangkap yang dapat terbelah menjadi dua. Analisis lebih lanjut dilakukan
oleh Max Perutz dan John Kendrow yaknidengan jalan menganalisa dua
protein,ialah Mioglobin dan Hemoglobin.
Makrokosmos
Banyak
teori yang telah dikemukakan oleh para ilmuwan mengenai cara terbentuknya tata
surya. Pada awal abad 20 salah satu teori menyatakan. Bahwa planet-planet
terbentuk dari sebagian bahan matahari yang terlempar keluar disebabkan karena
bintang lain yang bergerak mendekati matahari. Sehingga terjadi gaya tarik
bergerak mendekati matahari,gaya tarik dari bintang menyebabkan sebagian bahan matahari
terlempar ke luar,dan membentuk planet. Dikemukakan oleh Immanuel Kant Laplace
dan disempurnakan oleh Gerald P Kuiper dan CF Van Wiszacker disebut dengan
teori kondensasi. Teori kondensasi mengatakan : Mula-mula ada kabut gas dan
debu atau nebula,karena mendingin lalau menyusut berputar lama makin cepat,lalu
berbentuk seperti cakram. Kebanyakan bahan berada di tengah dan membentuk
matahari sedangkan bahan yang keluar membentuk planet-planet. Jika tata surya
tersebut sesuai dengan teori ini,tentu di jagad raya atau alam semesta ini
terdapat banyak tata surya.
2.
TEORI TERJADINYA ALAM SEMESTA
v Teori
Dentuman atau Teori Ledakan
Teori
Dentuman menyatakan bahwa ada suatu massa yang sangat besar yang terdapat di
jagad raya dan mempunyai berat jenis yang sangat besar, karena adanya reaksi
inti, massa tersebut akhirnya meledak dengan hebatnya. Massa yang meledak
kemudian berserakan dan mengembang dengan sangat cepat serta menjauhi
pusat ledakan atau inti ledakan. Setelah berjuta-juta tahun massa yang
berserakan membentuk kelompok-kelompok dengan berat jenis yang relatif lebih
kecil dari massa semula. Kelompok-kelompok tersebut akhirnya menjadi galaksi
yang bergerak menjauhi titik intinya. Teori ini didukung oleh adanya kenyataan
bahwa galaksi-galaksi tersebut selalu bergerak menjauhi intinya.
v Teori
Bing Bang
Teori
Big Bang dikembangkan oleh George Lemarie. Menurut teori ini pada mulanya alam
semesta berupa sebuah primeval atom yang berisi materi dalam keadaan yang
sangat padat. Suatu ketika atom ini meledak dan seluruh materinya terlempar ke
ruang alam semesta. Timbul dua gaya saling bertentangan yang satu disebut gaya
gravitasi dan yang lainnya dinamakan gaya kosmis. Dari kedua gaya tersebut gaya
kosmis lebih dominan sehingga alam semesta masih akan ekspansi terus-menerus.
v Teori
Ekspansi dan Kontraksi
Teori
ini berdasarkan adanya suatu siklus dari alam semesta yaitu massa ekspansi dan
massa kontraksi. Diduga siklus ini berlangsung dalam jangka waktu 30.000 juta
tahun. Pada masa ekspansi terbentuklah galaksi-galaksi serta
bintang-bintangnya. Ekspansi tersebut didukung oleh adanya tenaga-tenaga yang
bersumber dari reaksi inti hidrogen yang pada akhirnya akan membentuk berbagai
unsur lain yang kompleks.
Pada
masa kontraksi terjadi galaksi dan bintang-bintang yang terbentuk meredup
sehingga unsur-unsur yang terbentuk menyusut dengan menimbulkan tenaga berupa
panas yang sangat tinggi. Teori ekspansi dan kontraksi menguatkan asumsi bahwa
partikel-partikel yang ada pada saat ini berasal dari partikel-partikel yang
ada pada zaman dahulu.
3. Anggota Sistem Surya
v Bintang
Bintang
adalah benda langit luar angkasa yang memiliki ukuran besar dan memancarkan
cahaya sebagai sumber cahaya.
Bintang
yang terdekat dengan bumi adalah matahari, sedangkan Matahari sendiri
dikelilingi oleh planet-planet anggota tata surya seperti pelanet bumi,
merkurius, venus, mars, jupiter, saturnus, uranus, neptunus dan jupiter.
Menurut
ilmu astronomi, definisi bintang adalah semua benda masif (bermassa antara 0,08
hingga 200 massa matahari) yang sedang dan pernah melangsungkan pembangkitan
energi melalui reaksi fusi nuklir.
Oleh
karena itulah bintang katai memiliki warna lebih putih dan bintang neutron yang
sudah tak pernah memancarkan cahaya atau energi tetap disebut juga dengan
bintang.
v Matahari
Matahari
merupakan pusat tata surya yang berupa bola gas yang bercahaya. Matahari
merupakan salah satu bintang yang menghiasi galaksi Bima Sakti. Suhu permukaan
matahari 6.000 derajat celsius yang dipancarkan ke luar angkasa hingga
sampai ke permukaan bumi, sedangkan suhu inti sebesar 15-20 juta derajat
celsius.
Lapisan-Lapisan Matahari antara lain :
·
Inti Matahari
Bagian dalam dari matahari, yaitu inti matahari. Pada bagian ini terjadi reaksi fusi sebagai sumber energi matahari. Suhu pada inti matahari dapat mencapai 15000000 derajat celcius. Energi yang dihasilkan dari reaksi fusi akan dirambatkan sampai pada lapisan yang paling luar, yang kemudian akan terealisasi ke angkasa luar.
Bagian dalam dari matahari, yaitu inti matahari. Pada bagian ini terjadi reaksi fusi sebagai sumber energi matahari. Suhu pada inti matahari dapat mencapai 15000000 derajat celcius. Energi yang dihasilkan dari reaksi fusi akan dirambatkan sampai pada lapisan yang paling luar, yang kemudian akan terealisasi ke angkasa luar.
·
Fotosfer
Fotosfer adalah bagian permukaan matahari. Lapisan ini mengeluarkan cahaya sehingga mampu memberikan penerangan sehari-hari. Suhu pada lapisan ini mampu mencapai lebih kurang 16.000 derajat C dan mempunyai ketebalan sekitar 500 km.
Fotosfer adalah bagian permukaan matahari. Lapisan ini mengeluarkan cahaya sehingga mampu memberikan penerangan sehari-hari. Suhu pada lapisan ini mampu mencapai lebih kurang 16.000 derajat C dan mempunyai ketebalan sekitar 500 km.
·
Kromosfer
Kromosfer adalah lapisan di atas fotosfer dan bertindak sebagai atmosfer matahari. Kromosfer mempunyai ketebalan 16.000 km dan suhunya mencapai lebih kurang 9.800 derajat C. Kromosfer terlihat berbentuk gelang merah yang mengelilingi bulan pada waktu terjadi gerhana matahari total.
Kromosfer adalah lapisan di atas fotosfer dan bertindak sebagai atmosfer matahari. Kromosfer mempunyai ketebalan 16.000 km dan suhunya mencapai lebih kurang 9.800 derajat C. Kromosfer terlihat berbentuk gelang merah yang mengelilingi bulan pada waktu terjadi gerhana matahari total.
·
Korona
Korona adalah lapisan luar atmosfer matahari. Suhu korona mampu mencapai lebih kurang 1.000.000 derajat C. Warnanya keabu-abuan yang dihasilkan dari adanya ionisasi pada atom-atom akibat suhunya yang sangat tinggi. Korona tampak ketika terjadi gerhana matahari total, karena pada saat itu hampir seluruh cahaya matahari tertutup oleh bulan. Bentuk korona, seperti mahkota dengan warna keabu-abuan
Korona adalah lapisan luar atmosfer matahari. Suhu korona mampu mencapai lebih kurang 1.000.000 derajat C. Warnanya keabu-abuan yang dihasilkan dari adanya ionisasi pada atom-atom akibat suhunya yang sangat tinggi. Korona tampak ketika terjadi gerhana matahari total, karena pada saat itu hampir seluruh cahaya matahari tertutup oleh bulan. Bentuk korona, seperti mahkota dengan warna keabu-abuan
v Planet
PLANET
DAN CIRI-CIRINYA:
Berbeda
halnya dengan matahari, planet tidak dapat bercahaya. Planet termasuk benda
langit yang selalu berputar pada orbitnya dalam mengelilingi matahari sebagai
pusatnya. Planet berputar pada masing-masing garis edarnya. Garis edar planet
disebut orbit. Berikut adalah nama-nama planet :
a.
Merkurius
Merkurius adalah planet yang paling dekat dengan matahari dengan jarak ± 58 juta kilometer. Karena jaraknya yang dekat dengan matahari serta tidak memiliki atmosfer, suhu permukaan Merkurius pada siang hari kurang lebih 340 °C, sedangkan pada malam hari turun hingga minus 200 °C. Permukaan Merkurius pertama kali dipotret dari pesawat ruang angkasa Marinir 10 pada tahun 1974. Berdasarkan hasil pemotretan tersebut pada permukaan Merkurius banyak terdapat kawah. Merkurius merupakan planet kecil dengan diameter kurang lebih 4.879 km. Merkurius mendapat julukan bintang fajar atau bintang senja karena kadang kadang terlihat menjelang matahari terbit atau beberapa saat setelah matahari terbenam.
Merkurius adalah planet yang paling dekat dengan matahari dengan jarak ± 58 juta kilometer. Karena jaraknya yang dekat dengan matahari serta tidak memiliki atmosfer, suhu permukaan Merkurius pada siang hari kurang lebih 340 °C, sedangkan pada malam hari turun hingga minus 200 °C. Permukaan Merkurius pertama kali dipotret dari pesawat ruang angkasa Marinir 10 pada tahun 1974. Berdasarkan hasil pemotretan tersebut pada permukaan Merkurius banyak terdapat kawah. Merkurius merupakan planet kecil dengan diameter kurang lebih 4.879 km. Merkurius mendapat julukan bintang fajar atau bintang senja karena kadang kadang terlihat menjelang matahari terbit atau beberapa saat setelah matahari terbenam.
b.
Venus
Venus adalah planet kedua dari matahari. Jarak Venus dari matahari kurang lebih 108 juta km. Planet Venus merupakan planet terdekat dengan bumi. Oleh karena itu, Venus tampak paling jelas dari bumi. Pada pagi hari,Venus terlihat jelas seperti bintang di ufuk timur, sehingga banyak orang menyebutnya Bintang Timur, Bintang Barat, Bintang Malam, Bintang Pagi atau Bintang Kejora. Venus memiliki atmosfer yang terdiri atas gas, kabut tebal berupa uap asam dan debu sehingga permukaannya sulit diamati. Foto-foto yang didapatkan oleh pesawat ruang angkasa milik Uni soviet, Venera-9 dan Venera-10, memperlihatkan permukaan venus terdiri dari batu dan suhu permukaannya kurang lebih 500 °C. keadaan atmosfer Venus yang panas ini disebabkan oleh kandungan gas karbon dioksida yang sangat tinggi sehingga menghasilkan efek rumah kaca. Ukuran Venus hampir sebesar bumi dengan diameter kurang lebih 12.104 km.
Venus adalah planet kedua dari matahari. Jarak Venus dari matahari kurang lebih 108 juta km. Planet Venus merupakan planet terdekat dengan bumi. Oleh karena itu, Venus tampak paling jelas dari bumi. Pada pagi hari,Venus terlihat jelas seperti bintang di ufuk timur, sehingga banyak orang menyebutnya Bintang Timur, Bintang Barat, Bintang Malam, Bintang Pagi atau Bintang Kejora. Venus memiliki atmosfer yang terdiri atas gas, kabut tebal berupa uap asam dan debu sehingga permukaannya sulit diamati. Foto-foto yang didapatkan oleh pesawat ruang angkasa milik Uni soviet, Venera-9 dan Venera-10, memperlihatkan permukaan venus terdiri dari batu dan suhu permukaannya kurang lebih 500 °C. keadaan atmosfer Venus yang panas ini disebabkan oleh kandungan gas karbon dioksida yang sangat tinggi sehingga menghasilkan efek rumah kaca. Ukuran Venus hampir sebesar bumi dengan diameter kurang lebih 12.104 km.
c.
Bumi
Bumi adalah planet ketiga pada tata surya dengan jarak dari matahari kurang lebih 150 juta km. bumi yang kita tempati ini memiliki faktor-faktor pendukung bagi kehidupan makhluk hidup sebagai berikut.
Bumi adalah planet ketiga pada tata surya dengan jarak dari matahari kurang lebih 150 juta km. bumi yang kita tempati ini memiliki faktor-faktor pendukung bagi kehidupan makhluk hidup sebagai berikut.
1)
bumi cukup menerima sinar matahari sehingga suhu permukaan bumi berkisar 22°C.
Dengan suhu tersebut memungkinkan makhluk hidup melakukan proses kehidupannya.
Karena suhu tersebut tidak terlalu dingin atau tidak terlalu panas.
2) bumi mempunyai atmosfer yang mengandung oksigen. Atmosfer ini melindungi bumi dari jatuhnya benda langit yang lain. Selain itu, atmosfer yang menyelimuti bumi berperan menahan panas dan cahaya matahari yang berlebihan dan membahayakan, seperti sinar ultraviolet.
3) Permukaan bumi terdiri dari daratan dan perairan. Perairan di bumi lebih luas dari pada daratannya. Dengan demikian dapat menyediakan air sebagai sumber kehidupan. bumi merupakan planet ke lima terbesar dari sembilan planet lainnya. Diameter bumi kurang lebih 12.756 km. Orbit bumi berbentuk elips.
2) bumi mempunyai atmosfer yang mengandung oksigen. Atmosfer ini melindungi bumi dari jatuhnya benda langit yang lain. Selain itu, atmosfer yang menyelimuti bumi berperan menahan panas dan cahaya matahari yang berlebihan dan membahayakan, seperti sinar ultraviolet.
3) Permukaan bumi terdiri dari daratan dan perairan. Perairan di bumi lebih luas dari pada daratannya. Dengan demikian dapat menyediakan air sebagai sumber kehidupan. bumi merupakan planet ke lima terbesar dari sembilan planet lainnya. Diameter bumi kurang lebih 12.756 km. Orbit bumi berbentuk elips.
d.
Mars
Planet keempat ini berukuran kecil, diameternya hanya berukuran kurang lebih 6.800 km. Atmosfer yang menyelimuti Mars sangat tipis sehingga permukaan Mars dapat diamati dari bumi dengan menggunakan teropong. Mars adalah planet yang berwarna merah. Pesawat ruang angkasa Viking I dan Viking II milik Amerika Serikat berhasil mengamati permukaan Mars. Permukaan Mars berupa ribuan kawah, lembah-lembah besar dan gunung berapi. Kawah Olympus Mars yang berdiameter kurang lebih 700 km dan tinggi 25 km merupakan kawah terbesar di tata surya. Pada siang hari suhu permukaan Mars sekitar 20 °C sedangkan pada malam hari suhu sekitar minus 70 °C. Planet Mars memiliki dua satelit, yaitu Phobos dan Deimos.
Planet keempat ini berukuran kecil, diameternya hanya berukuran kurang lebih 6.800 km. Atmosfer yang menyelimuti Mars sangat tipis sehingga permukaan Mars dapat diamati dari bumi dengan menggunakan teropong. Mars adalah planet yang berwarna merah. Pesawat ruang angkasa Viking I dan Viking II milik Amerika Serikat berhasil mengamati permukaan Mars. Permukaan Mars berupa ribuan kawah, lembah-lembah besar dan gunung berapi. Kawah Olympus Mars yang berdiameter kurang lebih 700 km dan tinggi 25 km merupakan kawah terbesar di tata surya. Pada siang hari suhu permukaan Mars sekitar 20 °C sedangkan pada malam hari suhu sekitar minus 70 °C. Planet Mars memiliki dua satelit, yaitu Phobos dan Deimos.
e.
Jupiter
Jupiter merupakan planet terbesar dalam tata surya. Diameter Jupiter 11 kali diameter bumi atau sekitar 141.700 km. Jupiter memiliki 17 satelit, dan yang terbesar di antaranya adalah Ganymedes. Sebagian besar Jupiter tersusun atas gas, terutama hidrogen dan helium.
Jupiter merupakan planet terbesar dalam tata surya. Diameter Jupiter 11 kali diameter bumi atau sekitar 141.700 km. Jupiter memiliki 17 satelit, dan yang terbesar di antaranya adalah Ganymedes. Sebagian besar Jupiter tersusun atas gas, terutama hidrogen dan helium.
f.
Saturnus
Saturnus merupakan planet terbesar kedua setelah Jupiter dengan diameter 10 kali diameter bumi. Keistimewaan planet ini, yaitu cincin yang mengelilinginya. Cincin ini diperkirakan terdiri atas debu halus, kerikil dan butir-butir es. Cincin saturnus sangat tipis tebalnya sekitar 10 – 1000 m dan lebarnya sekitar 275.000 km. Saturnus memiliki 22 satelit. Satelit yang terbesar adalah Titan.
Saturnus merupakan planet terbesar kedua setelah Jupiter dengan diameter 10 kali diameter bumi. Keistimewaan planet ini, yaitu cincin yang mengelilinginya. Cincin ini diperkirakan terdiri atas debu halus, kerikil dan butir-butir es. Cincin saturnus sangat tipis tebalnya sekitar 10 – 1000 m dan lebarnya sekitar 275.000 km. Saturnus memiliki 22 satelit. Satelit yang terbesar adalah Titan.
g.
Uranus
Sampai tahun 1781, orang mengira Saturnus adalah planet terjauh dari bumi. Akan tetapi, William Herschel menemukan planet Uranus. Uranus merupakan planet ketiga terbesarsetelah Jupiter dan Saturnus. Diameter Uranus hampir empat kali diameter bumi atau kurang lebih 50.800 km. Karena jaraknya yang sangat jauh dari bumi serta atmosfernya sangat tebal, Uranus angat sulit diamati dari bumi. Uranus dikelilingi lima buah satelit dan yang paling besar adalah Titania.
Sampai tahun 1781, orang mengira Saturnus adalah planet terjauh dari bumi. Akan tetapi, William Herschel menemukan planet Uranus. Uranus merupakan planet ketiga terbesarsetelah Jupiter dan Saturnus. Diameter Uranus hampir empat kali diameter bumi atau kurang lebih 50.800 km. Karena jaraknya yang sangat jauh dari bumi serta atmosfernya sangat tebal, Uranus angat sulit diamati dari bumi. Uranus dikelilingi lima buah satelit dan yang paling besar adalah Titania.
h.
Neptunus
Neptunus pertama kali ditemukan pada tahun 1846 oleh observatorium Berlin. Planet ini tampak seperti kembaran Uranus karena ukurannya yang hampir sama. Neptunus berdiameter kurang lebih 48.600 km. Suhu permukaannya lebih dingin daripada Uranus, yaitu sekitar minus 200° C. Neptunus memiliki dua buah satelit, yaitu Triton dan Nereid. Triton adalah satelit yang terbesar.
Neptunus pertama kali ditemukan pada tahun 1846 oleh observatorium Berlin. Planet ini tampak seperti kembaran Uranus karena ukurannya yang hampir sama. Neptunus berdiameter kurang lebih 48.600 km. Suhu permukaannya lebih dingin daripada Uranus, yaitu sekitar minus 200° C. Neptunus memiliki dua buah satelit, yaitu Triton dan Nereid. Triton adalah satelit yang terbesar.
i.
Pluto
Pluto merupakan planet terjauh dari matahari diketahui sejak tahun1930, planet ini disebut juga planet transneptunus karena diduga planet inimerupakan bagian satelit neptunus yang terlepas. Pluto tidak tertembuscahaya matahari sehingga sepanjang jaman selalu gelap oleh karenanya diberinama Pluto (dewa kegelapan bangsa yunani) dan tidak memiliki satelit.
Pluto merupakan planet terjauh dari matahari diketahui sejak tahun1930, planet ini disebut juga planet transneptunus karena diduga planet inimerupakan bagian satelit neptunus yang terlepas. Pluto tidak tertembuscahaya matahari sehingga sepanjang jaman selalu gelap oleh karenanya diberinama Pluto (dewa kegelapan bangsa yunani) dan tidak memiliki satelit.
4.
Bumi Sebagian Bagian Dari Sistem Tata Surya
Bumi
adalah planet ketiga pada tata surya dengan jarak dari matahari kurang lebih
150 juta km. bumi yang kita tempati ini memiliki faktor-faktor pendukung bagi
kehidupan makhluk hidup sebagai berikut.
1)
bumi cukup menerima sinar matahari sehingga suhu permukaan bumi berkisar 22°C.
Dengan suhu tersebut memungkinkan makhluk hidup melakukan proses kehidupannya.
Karena suhu tersebut tidak terlalu dingin atau tidak terlalu panas.
2) bumi mempunyai atmosfer yang mengandung oksigen. Atmosfer ini melindungi bumi dari jatuhnya benda langit yang lain. Selain itu, atmosfer yang menyelimuti bumi berperan menahan panas dan cahaya matahari yang berlebihan dan membahayakan, seperti sinar ultraviolet.
3) Permukaan bumi terdiri dari daratan dan perairan. Perairan di bumi lebih luas dari pada daratannya. Dengan demikian dapat menyediakan air sebagai sumber kehidupan. bumi merupakan planet ke lima terbesar dari sembilan planet lainnya. Diameter bumi kurang lebih 12.756 km. Orbit bumi berbentuk elips.
2) bumi mempunyai atmosfer yang mengandung oksigen. Atmosfer ini melindungi bumi dari jatuhnya benda langit yang lain. Selain itu, atmosfer yang menyelimuti bumi berperan menahan panas dan cahaya matahari yang berlebihan dan membahayakan, seperti sinar ultraviolet.
3) Permukaan bumi terdiri dari daratan dan perairan. Perairan di bumi lebih luas dari pada daratannya. Dengan demikian dapat menyediakan air sebagai sumber kehidupan. bumi merupakan planet ke lima terbesar dari sembilan planet lainnya. Diameter bumi kurang lebih 12.756 km. Orbit bumi berbentuk elips.
Bumi
ini bulat telah diketahui manusia 500 tahun yang lalu,meskipun
sebelum itu orang mengira bahwa bumi ini datar. Pada zaman modern
ini mudah saja,karena dengan pesawat ruang angkasa dapat dibuat photo yang
jelas bahwa bumi memang bulat. Namun pengamatan yang sedikit pada
kutubnya. Garis tengah bumi dari kutub ke kutub = 7.900
mil, sedangkan bila dihitung secara ekuatorial = 7.923 mil. ( 1 mil =1,6 km ).
Berat jenis nya 5,5 sedang beratnya 6,6 X 10 ton.
5.
Menjelaskan Lapisan – Lapisan Pada Bumi Serta Fungsinya
Lapisan-Lapisan
Planet Bumi dan Fungsinya
Bumi
telah terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu. Bumi merupakan planet
dengan urutan ketiga dari sembilan planet yang dekat dengan matahari. Jarak
bumi dengan matahari sekitar 150 juta km, berbentuk bulat dengan radius ± 6.370
km. Bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh berbagai jenis
mahluk hidup. Permukaan bumi terdiri dari daratan dan lautan. Secara struktur,
lapisan bumi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut :
1. Kerak
bumi (crush) merupakan kulit bumi bagian luar (permukaan bumi). Tebal
lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan yang terdiri
dari batu-batuan basa dan masam. Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi
seluruh mahluk hidup. Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100 oC.
Lapisan kerak bumi dan bagian di bawahnya hingga kedalaman 100 km dinamakan
litosfer.
2. Selimut
atau selubung (mantle) merupakan lapisan yang terletak di bawah
lapisan kerak bumi. Tabal selimut bumi mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan
batuan padat. Suhu di bagian bawah selimut bumi mencapai 3.000 oC.
3. Inti
bumi (core), yang terdiri dari material cair, dengan penyusun utama
logam besi (90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat pada kedalaman 2900 –
5200 km. Lapisan ini dibedakan menjadi lapisan inti luar dan lapisan inti
dalam. Lapisan inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair
yang suhunya mencapai 2.200 oC. inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola
dengan diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi
yang suhunya mencapai 4.500 oC.
1.
Litosfer (lapisan batuan pembentuk kulit bumi atau crust)
Litosfer
berasal dari kata lithos berarti batu dan sfhere/sphaira berarti bulatan atau
lapisan. Dengan demikian Litosfer dapat diartikan lapisan batuan pembentuk
kulit bumi. Dalam pengertian lain, litosfer adalah lapisan bumi paling atas
dengan ketebalan lebih kurang 70 km yang tersusun dari batuan penyusun kulit
bumi.
2.
Astenosfer (lapisan selubung atau mant/e) Astenosfer, yaitu lapisan yang
terletak di bawah litosfer dengan ketebalan sekitar 2.900 km berupa material
cair kental dan berpijar dengan suhu sekitar 3.000 0C, merupakan campuran dari
berbagai bahan yang bersifat cair, padat dan gas bersuhu tinggi.
3.
Barisfer (lapisan inti bumi atau core)
Barisfer,
yaitu lapisan inti bumi yang merupakan bagian bumi paling dalam yang tersusun
atas lapisan Nife (Niccolum atau nikel dan ferrrum atau besi). Lapisan ini
dapat pula dibedakan atas dua bagian yaitu inti luar dan inti dalam.
a.
Inti luar (Outer core)
Inti
luar adalah inti bumi yang ada di bagian luar. Tebal lapisan ini sekitar 2.200
km, tersusun atas materi besi dan nikel yang bersifat cair, kental, dan panas
berpijar bersuhu sekitar 3.900 0C.
b.
Inti dalam (Inner core)
Inti
dalam adalah inti bumi yang ada di lapisan dalam dengan ketebalan sekitar 2.500
km, tersusun atas materi besi dan nikel pada suhu yang sangat tinggi yakni
sekitar 4.8000C, akan tetapi tetap dalam keadaan padat dengan densitas sekitar
10 gram/cm3. Hal itu disebabkan adanya tekanan yang sangat tinggi dari
bagian-bagian bumi lainnya.
Lapisan
atas kerak bumi, di daerah daratan, biasanya dilapisi tanah. Tanah, yang
terdiri atas partikel batuan yang ditimpa cuaca, juga mengandung banyak zat
organik yang berasal dari pembusukan makhluk hidup zaman purba. Tanah mendukung
kehidupan tanaman di bumi dan juga binatang karena makanan hewan, baik langsung
maupun tidak berasal dari tanaman.
Berdasarkan
uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa karakteristik lapisan bumi paling
dalam (inti) memiliki sifat pejal atau keras yang diselubungi lapisan cair
relatif kental, sedangkan bagian luar atau atasnya berupa litosfer yang pejal
dan keras pula.
6. Teori Terjadinya
Bumi
Dalam
terbentuknya bumi tidak diketahui secara pasti tapi yang diketahui bahwa proses
terbentuknya bumi tidak lepas dari proses terbentuknya tata surya yang menurut
pendapat para ahli yang mengemukakan teori-teorinya proses terbentuknya tata
surya yang merupakan juga proses terbentuknya bumi. Teori-teori tersebut antara
lain.
a. Immanuel Kant merupakan seorang
filsuf dan ilmuwan Jerman. Pada tahun 1755, ia membuat hipotesis yang meyatakan
bahwa tata surya terbentuk oleh gumpalan kabut (nebula) yang terdiri atas bermacam-macam gas.
Nebula tersebut berpilin lambat. Gas-gas yang berukuran besar menarik gas-gas
yang berukuran kecil sehingga membentuk gumpalan gas yang mirip dengan cakram.
Ketika cakram tersebut memepat, sebagian besar gas berada di pusat cakram.
Pusat cakram membentuk gumpalan kabut bermassa besar yang kemudian menjadi
Matahari. Adapun gas-gas di bagian tepi mengalami penurunan suhu dan menyusut
membentuk planet-planet yang mengelilingi Matahari.
Immanuel
Kant
Teori planetesimal dikemukakan
oleh Chamberlin dan Moulton pada tahun 1905. Teori
planetesimal menyatakan bahwa tata surya berasal dari gumpalan kabut yang
berbentuk spiral atau pilin sehingga disebut kabut pilin. Di dalam kabut itu
terdapat material-material padat yang disebut planetesimal. Tiap-tiap
planetesimal mempunyai orbit bebas sehingga terjadi tabrakan- tabrakan. Dengan
adanya gaya gravitasi, terbentuklah gumpalan- gumpalan yang besar dan lebih
pampat. Gumpalan terbesar terletak di tengah (pusat) kabut dan menjadi pusat
peredaran yang kemudian disebut Matahari. Adapun gumpalan-gumpalan yang lebih
kecil menjadi planet-planet yang secara bersama-sama ber- revolusi terhadap
Matahari.
Teori
pasang surut pertama kali disampaikan oleh Buffon (1707 – 1788). Buffon menyatakan bahwa
tata surya berasal dari adanya materi Matahari yang terlempar akibat
bertumbukan dengan sebuah komet. Teori pasang surut yang dikemukakan Buffon
kemudian diperbaiki oleh dua orang ilmuwan Inggris, yaitu Sir James Jeans dan Harold
Jeffreys pada tahun 1919.
Jeans dan Jeffreys menyatakan bahwa tata surya terbentuk oleh efek pasang
gas-gas pada Matahari. Efek pasang itu disebabkan oleh gaya gravitasi sebuah
bintang besar yang melintasi Matahari.
Gas-gas panas tersebut kemudian terlepas dari Matahari dan mulai mengelilingi
Matahari. Selanjutnya, gas-gas panas berubah menjadi bola-bola cair. Tiap-tiap
bola secara perlahan mendingin dan membentuk lapisan keras di sekelilingnya
menjadi planet-planet can satelit-satelit.
Teori
proto planet dikemukakan oleh seorang ahli astronomi Jerman, Carl von Weizsaecker pada tahun 1940. Teori proto planet
kemudian disempurnakan antara lain oleh Gerard P. Kuiper pada tahun 1150. Teori
proto planet menyatakan bahwa tata surya terbentuk oleh gumpalan awan gas dan
debu yang jumlahnya sangat banyak. Lebih dari 15.000 juta tahun yang lalu salah
satu gumpalan mengalami pemampatan dan menarik partikel-partikel debu membentuk
gumpalan bola. Pada saat itulah terjadi pilinan.
Teori
bintang kembar dikemukakan oleh seorang ahli astronomi Inggris R.A. Lyttleton sekitar tahun 1930-an. Teori itu
menyatakan bahwa galaksi kita berisi banyak kombinasi bintang kembar. Oleh
karena itu, Lyttleton juga menganggap Matahari memiliki sebuah bintang sebagai
kembarannya. Bintang kmbaran Matahari tersebut kemudian meledak menjadi
unsur-unsur gas dan terperangkap oleh gaya gravitasi Matahari. Awan gas
kemudian mendingin membentuk planet- planet dan satelit-satelitnya yang
mengelilingi Matahari dan membentuk tata surya. Adapun proses pembentukan
planet dan satelit sama dengan teori pasang surut.
B. Kehidupan Bumi
1. ASAL MULA KEHIDUPAN
DI BUMI
a. Teori Asal Usul Bumi :
a. Teori Asal Usul Bumi :
(1)
Generatio Spontanea
Sebelum abad 17 orang menganggap bahwa makhluk hidup itu terbentuk secara spontan atau terbentuk dengan sendirinya.
Contoh :
Ulat timbul dengan sendirinya dari bangkai tikus.
Cacing timbul dengan sendirinya dari dalam lumpur.
Dari gudang padi,ternyata muncullah tikus.
(2) Cosmozoa
Ada pendapat bahwa makhluk hidup di bumi ini asal usulnya dari luar bumi,mungkin dari planet lain benda hidup yang datang itu mungkin berbentuk spora yang aktif jatuh ke bumi lalu berkembangbiak. Pendapat atau hipotesis ini terlalu lemah karena tidak di dukung oleh fakta-fakata dan juga tidak menjawab asal mula kehidupan itu sendiri.
(3) Omne Vivum Ex Ovo
Fransisco Redi ( 1626-1597 ) ahli biologi bangsa italia dapat membuktikan bahwa ulat pada bangkai tikus berasal dari telur lalat yang meletakkan telurnya dengan sengaja disitu. Dari berbagai percobaannya yang serupa ia memperoleh kesimpulan yang serupa yaitu bahwa : asal mula kehidupan itu adalah telur atau omne vivum ex ovo.
(4) Omne Ovo Ex Vivo
Lazzaro Spallanzani ( 1729-1799 ) juga ahli bangsa italia dengan percobaannya terhadap kaldu,membuktikan bahwa jasad renik atau mikro-organisme yang mencemari kaldu dapat membusukkan kaldu itu. Bila kaldu ditutup rapat setelah mendidih maka tidak terjadi membusukan. Ia mengambil kesimpulan bahwa untuk adanya telur harus ada jasad hidup terlebih dahulu. Maka muncullah teorinya "Omne ovo ex vivo" atau telur itu berasal dari makhluk hidup.
(5) Omne Vivum Ex vivo
Louis Pasteur ( 1822-1895 ) sarjana kimia prancis melanjutkan percobaan spallazani dengan percobaan berbagai mikro-organisme tumbuh kehidupan yang baru atau disebut "Omne vivum ex vivo". Teori ini disebut juga teori biologenesis dengan konsep dasar bahwa yang hidup itu berasal dari kehidupan juga.
(6) Teori uray
Horld Uray ( 1893 ) seorang ahli kimia dari Amerika serikat mengemukakan bahwa atmosfir bumi pada awal mulanya kaya akan gas-gas metana ( CH4 ), amoniak ( NH3 ), hidrogen ( H2 ) dan air ( H2O ). Zat-zat itu merupakan unsur-unsur penting yang terdapat dalam tubuh makhluk hidup.
(7) Teori Oparin-Haldane
A.I Oparin adalah ahli biologi bangsa rusia : pada tahun 1924 mempublikasikan pendapatnya tentang "Asal mula kehidupan " namun tak mendapat sambutan para ahli. J.B.S Haldane ahli biologi bangsa inggris secara terpisah juga mempunyai pendapatitu singkatnya adalah sebagai berikut : Jasad hidup terbentuk dari senyawa kimiawi dalam laut pada masa dimana atmosfir bumi belum mengandung oksigen bebas.
Sebelum abad 17 orang menganggap bahwa makhluk hidup itu terbentuk secara spontan atau terbentuk dengan sendirinya.
Contoh :
Ulat timbul dengan sendirinya dari bangkai tikus.
Cacing timbul dengan sendirinya dari dalam lumpur.
Dari gudang padi,ternyata muncullah tikus.
(2) Cosmozoa
Ada pendapat bahwa makhluk hidup di bumi ini asal usulnya dari luar bumi,mungkin dari planet lain benda hidup yang datang itu mungkin berbentuk spora yang aktif jatuh ke bumi lalu berkembangbiak. Pendapat atau hipotesis ini terlalu lemah karena tidak di dukung oleh fakta-fakata dan juga tidak menjawab asal mula kehidupan itu sendiri.
(3) Omne Vivum Ex Ovo
Fransisco Redi ( 1626-1597 ) ahli biologi bangsa italia dapat membuktikan bahwa ulat pada bangkai tikus berasal dari telur lalat yang meletakkan telurnya dengan sengaja disitu. Dari berbagai percobaannya yang serupa ia memperoleh kesimpulan yang serupa yaitu bahwa : asal mula kehidupan itu adalah telur atau omne vivum ex ovo.
(4) Omne Ovo Ex Vivo
Lazzaro Spallanzani ( 1729-1799 ) juga ahli bangsa italia dengan percobaannya terhadap kaldu,membuktikan bahwa jasad renik atau mikro-organisme yang mencemari kaldu dapat membusukkan kaldu itu. Bila kaldu ditutup rapat setelah mendidih maka tidak terjadi membusukan. Ia mengambil kesimpulan bahwa untuk adanya telur harus ada jasad hidup terlebih dahulu. Maka muncullah teorinya "Omne ovo ex vivo" atau telur itu berasal dari makhluk hidup.
(5) Omne Vivum Ex vivo
Louis Pasteur ( 1822-1895 ) sarjana kimia prancis melanjutkan percobaan spallazani dengan percobaan berbagai mikro-organisme tumbuh kehidupan yang baru atau disebut "Omne vivum ex vivo". Teori ini disebut juga teori biologenesis dengan konsep dasar bahwa yang hidup itu berasal dari kehidupan juga.
(6) Teori uray
Horld Uray ( 1893 ) seorang ahli kimia dari Amerika serikat mengemukakan bahwa atmosfir bumi pada awal mulanya kaya akan gas-gas metana ( CH4 ), amoniak ( NH3 ), hidrogen ( H2 ) dan air ( H2O ). Zat-zat itu merupakan unsur-unsur penting yang terdapat dalam tubuh makhluk hidup.
(7) Teori Oparin-Haldane
A.I Oparin adalah ahli biologi bangsa rusia : pada tahun 1924 mempublikasikan pendapatnya tentang "Asal mula kehidupan " namun tak mendapat sambutan para ahli. J.B.S Haldane ahli biologi bangsa inggris secara terpisah juga mempunyai pendapatitu singkatnya adalah sebagai berikut : Jasad hidup terbentuk dari senyawa kimiawi dalam laut pada masa dimana atmosfir bumi belum mengandung oksigen bebas.
b. Teori Abiogenesis & Biogenesis
1. Teori Abiogenesis
Teori
yang dikemukakan Aristoteles ini menyatakan bahwa makhluk hidup tercipta dari
benda tak hidup yang berlangsung secara spontan (generatio spontanea).
Misalnya cacing dari tanah, ikan dari lumpur, dan sebagainya. Teori ini dianut
oleh banyak orang selama beberapa abad.
Aristoteles
(384-322 SM), adalah seorang filsuf dan tokoh ilmu pengetahuan Yunani Kuno.
Sebenarnya dia mengetahui bahwa telur-telur ikan yang menetas akan menjadi ikan
yang sifatnya sama seperti induknya. Telur-telur tersebut merupakan hasil
perkawinan dari induk-induk ikan. Walau demikian, Aristoteles berkeyakinan
bahwa ada ikan yang berasal dari Lumpur.
Menurut
penganut paham abiogenesis, makhluk hidup tersebut terjadi begitu saja secara
spontan. Itu sebabnya, teori abiogenesis ini disebut juga generation
spontanea. Bila pengertian abiogenesis dan generation spontanea digabung,
maka konsepnya menjadi: makhluk hidup yang pertama kali di bumi berasal dari
benda mati / tak hidup yang terjadinya secara spontan (sebenarnya ini adalah
dua teori yang berbeda, tetapi orang sudah kadung salah kaprah).
Paham
abiogenesis bertahan cukup lama, yaitu semenjak zaman Yunani Kuno (ratusan
tahun sebelum Masehi) hingga pertengahan abad ke-17, dimana Antonie Van
Leeuwenhoek menemukan mikroskop sederhana yang dapat digunakan untuk
mengamati makhluk-makhluk aneh yang amat kecil yang terdapat pada setetes air
rendaman jerami. Oleh para pendukung paham abiogenesis, hasil pengamatan
Antonie Van Leeuwenhoek ini seolah-olah memperkuat pendapat mereka tentang
abiogenesis. Hasil pengamatan Anthoni ditulisnya dalam sebuah catatan ilmiah
yang diberi judul “Living in a drop of water“. Tokoh lain pendukung
teori ini adalah John Needham.
2.
Teori Biogenesis
Teori
ini bertentangan dengan teori abiogenesis, karena menganggap bahwa makhluk
hidup berasal dari makhluk hidup yang sudah ada sebelumnya. Tiga tokoh terkenal
pendukung teori ini adalah Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur.
-Francesco
Redi
Redi
merupakan orang pertama yang melakukan eksperimen untuk membantah teori
abiogenesis. Dia melakukan percobaan dengan menggunakan bahan daging segar yang
ditempatkan dalam labu dan diberi perlakuan tertentu.
Labu
I : diisi daging segar dan dibiarkan terbuka
Labu
II : diisi daging segar dan ditutup dengan kain kasa
Labu
III : diisi daging segar dan ditutup rapat
Ketiga
labu diletakkan di tempat yang sama selama beberapa hari. Hasilnya adalah
sebagai berikut:
Labu
I : dagingnya busuk, banyak terdapat belatung
Labu
II : dagingnya busuk, terdapat sedikit belatung
Labu
III : dagingnya tidak busuk, tidak terdapat belatung
Menurut
Redi belatung yang terdapat pada daging berasal dari telur lalat. Labu ke III
tidak terdapat belatung karena tertutup rapat sehingga lalat tidak bisa masuk.
Sayangnya, meskipun tertutup rapat ternyata pada labu tersebut bisa muncul
belatung. Ini disebabkan karena Redi tidak melakukan sterilisasi daging pada
disain percobaannya.
-Lazzaro
Spallanzani
Spallanzani
juga melakukan percobaan untuk membantah teori abiogenesis, tetapi menggunakan
bahan kaldu. Disainnya sebagai berikut:
Labu
I : diisi kaldu lalu dipanaskan dan dibiarkan terbuka
Labu
II : diisi kaldu, lalu ditutup dengan gabus yang disegel dengan lilin,
kemudian dipanaskan
Setelah
dingin kedua labu diletakkan di tempat yang sama. Beberapa hari kemudian
hasilnya sebagai berikut.
Labu
I : berubah busuk dan keruh, banyak mengandung mikroba (bakteri)
Labu
II : tetap jernih, tidak mengandung mikroba
Menurut
Spallanzani mikroba yang tumbuh dan menyebabkan busuknya kaldu berasal dari
mikroba yang beraada di udara. Pendukung paham abiogenesis keberatan dengan
disain Spallanzani karena menurut anggapan mereka, labu yang tertutup
menyebabkan gaya hidup (elan vital) dari udara tidak dapat masuk,
sehingga tidak memungkinkan munculnya makhluk hidup (mikroba).
-Louise
Pasteur
Pasteur
menyempurnakan percobaan Redi dan Spallanzani. Ia menggunakan kaldu dalam labu
yang disumbat dengan gabus. Selanjutnya gabus tersebut ditembus dengan
pipa berbentuk leher angsa (huruf S), kemudian dipanaskan. Setelah dingin
dibiarkan beberapa hari kemudian diamati. Ternyata air kaldu tetap jernih dan
tidak ditemukan mikroba.
Disain
pipa yang berbentuk leher angsa tersebut memungkinkan masuknya gaya hidup dari
udara, tetapi ternyata tidak didapati makhluk hidup dalam kaldu. Menurut
Pasteur, mikroorganisme yang tumbuh dalam kaldu berasal dari udara. Mereka
tidak bisa masuk karena terhambat oleh bentuk pipa. Hal ini bisa dibuktikan
bila labu dimiringkan sedemikian rupa sehingga kaldu mengalir melalui pipa dan
menyentuh ujung pipa, ternyata beberapa hari kemudian menyebabkan busuknya
kaldu.
Dengan
demikian Pasteur telah membuktikan bahwa teori biogenesislah yang benar.
Muncullah ungkapan :
“ omne
vivum ex ovo, omne ovum ex vivo, omne vivum ex vivo”
yang
artinya: makhluk hidup berasal dari telur, telur berasal dari makhluk hidup,
makhluk hidup berasal dari makhluk hidup.
C. EVOLUSI
1. TEORI EVOLUSI
a. Teori Lamark (Jean Baptise Lamark
1744-1829)
“Evolusi
itu disebabkan karena adanya adaptasi. Sifat-sifat baru dihasilkan karena
pengaruh lingkungan, kemudian diteruskan kepada keturunannya.”
Contoh:
Jerapah
yang berleher panjang, dahulunya berleher pendek. Karena dulunya suka memakan
daun-daun yang berada di pucuk pohon karena daun yang di bawah sudah habis,
maka ia menjulurkan lehernya, sehingga lama kelamaan leher jerapah tersebut
jadi panjang.
b. Charles Darwin (Charles Robert Darwin
1809-1882)
"Suatu
benda (bahan) mengalami perubahan dari yang tidak sempurna menuju kepada
kesempurnaan."
Inti dari teorinya ada 2, yaitu:
- Spesies yang hidup sekarang berasal
dari species yang hidup di masa lampau.
- Evolusi terjadi melalui proses seleksi
alam
Seleksi alam itu terjadi karena adanya
sebab:
1. Variasi
2.
Kelebihan produksi
3. Stuggle
for existence (berjuang untuk hidup)
4.
Enheritance of the variation (mempertahankan kehidupan)
5.
Survival of the fittest (yang kuat yang bertahan)
c.
Teori Darwin- Weisman
- Evolusi merupakan masalah genetika
yakni menyangkut masalah bagaimana
diwariskannya gen melaui sel
kelamin.
- Sel tubuh tidak dipengaruhi oleh
lingkungan. Jadi evolusi adalah gejala seleksi
alam terhadap faktor alam genetika.
d. Teori
De Vries
-
Organisme dengan cirri pembawaan yang baru tampak dengan segera. Ini berasal
dari mutasi gen.
-
Mutasi dapat membuat organisme terpengaruh atau tidak terpengaruh terhadap
lingkungan.
-
Sebagi hasil dari seleksi alam, organism dengan mutasi yang baik kebanyakan
dapat hidup lebih lama.
-
Sejak hasil mutasi dapat diturunkan, perubahan-perubahan dapat diharapkan
berlangsung terus dan spesies dengan sifat yang baru terus terbentuk.
2. Perubahan Mahluk
Hidup Adanya Adaptasi & Seleksi Alam
a.
Adaptasi
Adaptasi adalah kemampuan atau kecenderungan makhluk hidup dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru untuk dapat tetap hidup dengan baik. Dalam karangan ini akan dijelaskan tentang adaptasi yang dilakukan oleh hewan dan tumbuhan dan perbedaan adaptasi yang dilakukan oleh hewan dengan adaptasi yang dilakukan oleh tumbuhan terhadap lingkungannya.
Adaptasi Hewan : kemampuan hewan untuk menyesuaikan dirinya terhadap perubahan-perubahan keadaan alam atau lingkungannya (seleksi alam). Adapun jenis-jenis dan macam-macam adaptasi pada hewan adalah:
- Adaptasi Morfolog
Adalah penyesuaian pada organ tubuh yang disesuaikan dengan kebutuhan organisme hidup. Misalnya seperti gigi singa, harimau, citah, macan, yang runcing dan tajam untuk makan daging, sedangkan pada gigi sapi, kambing, kerbau, biri-biri, domba tidak runcing dan tajam karena giginya lebih banyak dipakai untuk memotong rumput atau daun dan untuk mengunyah makanan.
- Adaptasi Fisiologi
Adalah penyesuaian yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang menyebabkan adanya penyesuaian pada alat-alat tubuh untuk mempertahankan hidup dengan baik. Contoh pada onta yang punya kantung air di punuknya untuk menyimpan air agar tahan tidak minum di padang pasir dalam jangka waktu yang lama serta pada anjing laut yang memiliki lapisan lemak yang tebal untuk bertahan di daerah dingin.
- Adaptasi Tingkah Laku
Adalah penyesuaian mahkluk hidup pada tingkah laku / perilaku terhadap lingkungannya berupa kemampuan hewan untuk merubah warna kulit tubuhnya sesuai dengan lingkungan sekitarnya sehingga kurang dapat terlihat. Kemampuan hanya bisa dilakukan oleh beberapa hewan, seperti cumi-cumi, sotong dan bunglon. Sebagai contoh pada bunglon yang dapat berubah warna kulit sesuai dengan warna yang ada di lingkungan sekitarnya dengan tujuan untuk menyembunyikan diri sehingga tidak terlihat oleh dari para pemangsa seperti pada contoh gambar di bawah ini:
Adaptasi Tumbuhan: penyesuaian diri yang dilakukan oleh tumbuhan terhadap lingkungan yang baru, baik perubahan fisiologis maupun morfologis dan proses penyesuaian ini berjalan lambat dan sangat tergantung kepada kondisi lingkungan barunya, apakah sesuai dengan sangat hidup tumbuhan tersebut dan kandungan unsur hara yang terdapat di lingkungan tersebut.
Dalam proses adaptasi, tumbuhan melalui berbagai tahapan, yaitu:
Tahap Aklimatisasi : tahap di mana tumbuhan berusaha keras untuk dapat mempertahankan hidup di tempat baru dengan mengubah kemampuan fisiologis dan atau morfologi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.
Tahan Naturalisasi : tahap di mana tumbuhan telah mampu menyesuaikan dirinya dengan faktor lingkungan dan terus berusaha untuk menyempurnakan proses adaptasinya ke arah yang positif.
Tahap Domestikasi : tahap di mana proses adaptasi tumbuhan sudah dapat menyesuaikan diri dengan, lingkungan barunya dan sudah mulai dapat menjalankan kehidupannya untuk melewati siklus hidupnya dengan baik
Adaptasi adalah kemampuan atau kecenderungan makhluk hidup dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru untuk dapat tetap hidup dengan baik. Dalam karangan ini akan dijelaskan tentang adaptasi yang dilakukan oleh hewan dan tumbuhan dan perbedaan adaptasi yang dilakukan oleh hewan dengan adaptasi yang dilakukan oleh tumbuhan terhadap lingkungannya.
Adaptasi Hewan : kemampuan hewan untuk menyesuaikan dirinya terhadap perubahan-perubahan keadaan alam atau lingkungannya (seleksi alam). Adapun jenis-jenis dan macam-macam adaptasi pada hewan adalah:
- Adaptasi Morfolog
Adalah penyesuaian pada organ tubuh yang disesuaikan dengan kebutuhan organisme hidup. Misalnya seperti gigi singa, harimau, citah, macan, yang runcing dan tajam untuk makan daging, sedangkan pada gigi sapi, kambing, kerbau, biri-biri, domba tidak runcing dan tajam karena giginya lebih banyak dipakai untuk memotong rumput atau daun dan untuk mengunyah makanan.
- Adaptasi Fisiologi
Adalah penyesuaian yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang menyebabkan adanya penyesuaian pada alat-alat tubuh untuk mempertahankan hidup dengan baik. Contoh pada onta yang punya kantung air di punuknya untuk menyimpan air agar tahan tidak minum di padang pasir dalam jangka waktu yang lama serta pada anjing laut yang memiliki lapisan lemak yang tebal untuk bertahan di daerah dingin.
- Adaptasi Tingkah Laku
Adalah penyesuaian mahkluk hidup pada tingkah laku / perilaku terhadap lingkungannya berupa kemampuan hewan untuk merubah warna kulit tubuhnya sesuai dengan lingkungan sekitarnya sehingga kurang dapat terlihat. Kemampuan hanya bisa dilakukan oleh beberapa hewan, seperti cumi-cumi, sotong dan bunglon. Sebagai contoh pada bunglon yang dapat berubah warna kulit sesuai dengan warna yang ada di lingkungan sekitarnya dengan tujuan untuk menyembunyikan diri sehingga tidak terlihat oleh dari para pemangsa seperti pada contoh gambar di bawah ini:
Adaptasi Tumbuhan: penyesuaian diri yang dilakukan oleh tumbuhan terhadap lingkungan yang baru, baik perubahan fisiologis maupun morfologis dan proses penyesuaian ini berjalan lambat dan sangat tergantung kepada kondisi lingkungan barunya, apakah sesuai dengan sangat hidup tumbuhan tersebut dan kandungan unsur hara yang terdapat di lingkungan tersebut.
Dalam proses adaptasi, tumbuhan melalui berbagai tahapan, yaitu:
Tahap Aklimatisasi : tahap di mana tumbuhan berusaha keras untuk dapat mempertahankan hidup di tempat baru dengan mengubah kemampuan fisiologis dan atau morfologi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.
Tahan Naturalisasi : tahap di mana tumbuhan telah mampu menyesuaikan dirinya dengan faktor lingkungan dan terus berusaha untuk menyempurnakan proses adaptasinya ke arah yang positif.
Tahap Domestikasi : tahap di mana proses adaptasi tumbuhan sudah dapat menyesuaikan diri dengan, lingkungan barunya dan sudah mulai dapat menjalankan kehidupannya untuk melewati siklus hidupnya dengan baik
b. Seleksi alam
Yang dimaksud dalam teori evolusi adalah teori bahwa makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama kelamaan akan punah. Yang tertinggal hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Dan sesama makhluk hidup akan saling bersaing untuk mempertahankan hidupnya.
Contoh seleksi alam misalnya yang terjadi pada ngengat biston betularia. Ngengat biston betularia putih sebelum terjadinya revolusi industri jumlahnya lebih banyak daripada ngengat biston betularia hitam. Namun setelah terjadinya revolusi industri, jumlah ngengat biston betularia putih lebih sedikit daripada ngengat biston betularia hitam. Ini terjadi karena ketidakmampuan ngengat biston betularia putih untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Pada saat sebelum terjadinya revolusi di Inggris, udara di Inggris masih bebas dari asap industri, sehingga populasi ngengat biston betularia hitam menurun karena tidak dapat beradaptsi dengan lingkungannya. namun setelah revolusi industri, udara di Inggris menjadi gelap oleh asap dan debu industri, sehingga populasi ngengat biston betularia putih menurun karena tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan, akibatnya mudah ditangkap oleh pemangsanya.
Yang dimaksud dalam teori evolusi adalah teori bahwa makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama kelamaan akan punah. Yang tertinggal hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Dan sesama makhluk hidup akan saling bersaing untuk mempertahankan hidupnya.
Contoh seleksi alam misalnya yang terjadi pada ngengat biston betularia. Ngengat biston betularia putih sebelum terjadinya revolusi industri jumlahnya lebih banyak daripada ngengat biston betularia hitam. Namun setelah terjadinya revolusi industri, jumlah ngengat biston betularia putih lebih sedikit daripada ngengat biston betularia hitam. Ini terjadi karena ketidakmampuan ngengat biston betularia putih untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Pada saat sebelum terjadinya revolusi di Inggris, udara di Inggris masih bebas dari asap industri, sehingga populasi ngengat biston betularia hitam menurun karena tidak dapat beradaptsi dengan lingkungannya. namun setelah revolusi industri, udara di Inggris menjadi gelap oleh asap dan debu industri, sehingga populasi ngengat biston betularia putih menurun karena tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan, akibatnya mudah ditangkap oleh pemangsanya.
3. Binatang Yang
Mengalami Seleksi Alam, Adaptasi, dan Evolusi
v Mammoth
punah karena seleksi alam, mammoth yang terbiasa hidup di alam yang dingin
tidak bisa beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang berubah menjadi hangat.
v Jerapah
dulu sekali tidak semua memiliki leher panjang, ada juga jerapah berleher
pendek. Namun karena seleksi alam akhirnya jerapah leher pendek menjadi punah
karena kesulitan mencari makanan yang berupa daun, karena pohon-pohonnya sangat
tinggi. Jerapah leher panjang hingga sekarang mampu bertahan.
v Dinosaurus
yang punah berjuta juta tahun lalu, karena tidak bisa bertahan dari perubahan
alam yang ekstrim yang disebabkan oleh adanya meteor jatuh kebumi.
v Ngengat
biston betularia di inggris ada yang berwarna cerah (purih) dan ada yang
berwarna hitam. Sebelum revolusi industri ngengat berwarna putih sangat banyak
karena kualitas udaranya bagus. namun setelah revolusi industri, polusi udara
terjadi yang mengakibatkan udara jadi gelap oleh debu industri dan asap serta
pepohonan berubah jadi hitam, ngengat biston putih tidak mampu beradaptasi
dengan kondisi ini yang mengakibatkan mereka mudah ditemukan mangsa, beda hal
nya dengan ngengat biston hitam. Ngengat biston hitam bisa beradaptasi dan
jumlahnya semakin banyak, sedangkan ngengat biston putih populasinya jadi
sedikit.
v Burung
Finch di galapagos yang mengalami perubahan morfologi karena makanannya berubah
dari biji-bijian menjadi serangga.
v Dulu
kuda memilikir jari lima, namun untuk menyesuaikan diri dengan kontur tanah
lunak maka sekarang kuda hanya memiliki 1 jari.
v Punahnya
Tyrannosaurus Rex pada rentang waktu 65 juta tahun yang lalu akibat perubahan
iklim dari jatuhnya meteorit.
v Punahnya
Pterodactyl puluhan juta tahun yang lalu.
Sumber :
http://edukasi.kompasiana.com/2012/01/10/teori-terbentuknya-alam-semesta-tata-surya-dan-bumi-426399.html
Abu
Ahmadi, H., dan Ahmad Supotomo. 2008. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Rineka Cipta
Dirdjosoemarto,
Soendjojo, dkk.. (1991). Pendidikan IPA 2, Buku II . Jakarta:
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan
Tinggi.
Hidayat,
Bambang, dkk., (1978). Bumi dan Antariksa 1. Jakarta: Departemen
Pendidikan
dan Kebudayaan.
Ruang Lingkup IPA
Alam Semesta
Shodiqin, Ali. 2008. Antropologi
Al-Qur'an: Model Dialektika Wahyu & Budaya. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Yuda, Intana. 2013. Ruang Lingkup : IPA Alam Semesta. Jakarta: Departemen Pendidikan
Yuda, Intana. 2013. Ruang Lingkup : IPA Alam Semesta. Jakarta: Departemen Pendidikan
Komentar
Posting Komentar