Gagalnya Rancang Transmisi Toyota Kijang Innova dan Toyota Fortuner Terbaru
PEMBAHASAN DAN ANALISIS
Toyota Gagal Rancang Transmisi Toyota
Kijang Innova dan Toyota Fortuner Terbaru
Benarkah Toyota gagal rancang transmisi Toyota Kijang Innova dan Toyota
Fortuner terbaru? Auto Bild mempertemukan konsumen Toyota ini di bilangan
Kuningan, Jakarta Selatan (24/10), untuk mendengar langsung keluhan mereka.
Auto Bild mempertemukan konsumen Toyota ini di bilangan Kuningan,
Jakarta Selatan (24/10), untuk mendengar langsung keluhan mereka. Turut hadir
mekanik bengkel umum kawakan, Taqwa Suryo Swasono dari Garden Speed Motorsport.
Tujuannya guna memberikan tinjauan logis terhadap masalah yang ada dari pihak
independen.
Namanya sistem, tentu punya kerja yang saling terkait antar komponennya. Tak
terkecuali sistem transmisi otomatis Kijang Innova dan Fortuner yang belakangan
ini dikeluhkan pengguna. Menanggapi masalah ini, Taqwa yang pernah menjadi race
supporting engineer di ajang Formula One (2007-2009) menekankan perlunya
memahami dulu aspek-aspek penting yang menopang kerja transmisi.
“Dalam masalah transmisi ini, perlu diketahui bahwa ada peranti lunak yang
mengisi ECU dan tentunya girboks itu sendiri,” ucapnya. Apabila mengacu pada
penuturan para konsumen, pemetaan ulang ECU dengan penanaman peranti lunak yang
baru telah dilakukan sebagai bentuk penanganan bengkel resmi.
Namun, masalah tidak clear dengan begitu saja. Jeffie misalnya, mengaku
walaupun mobilnya telah mendapat penanganan seperti itu masih tersisa gejala
yang sama meskipun tingkatnya berkurang.
Menurut Taqwa, saat ini mobil diproduksi secara global, baik sasis, mesin,
girboks dan ECU. Tidak seperti dulu, tiap mobil meskipun hanya berbeda bahan
bakar tapi ECU-nya berbeda.
Ia menambahkan, saat ini satu ECU dapat digunakan di semua platform. Hal ini
menjadi kemungkinan adanya ketidakcocokan ECU dengan girboks atau mesin yang
menyebabkan timbulnya entakkan pada transmisi atau pun lambatnya respons atas
perintah. Salah satu hal yang dilakukan pabrikan biasanya untuk mengatasi hal
ini adalah remap ECU atau update software.
“Jadi hasil performa transmisi ditentukan kombinasi ECU dan girboks,” lanjut
Taqwa. Apabila demikian, apakah artinya Toyota gagal membuat rancangan
transmisi untuk produknya karena tidak didapat kombinasi yang sesuai? “Saya
yakin formula terbaiknya sudah ditemukan waktu mereka riset,” jawab Taqwa.
Barulah tanda tanya muncul setelah konsumen mengaku adanya sederet masalah. Di
lain cerita, pemetaan ulang ECU juga sempat dialami konsumen Toyota Fortuner
VRZ yang ikut hadir bernama Ryanto asal Jakarta Barat.
“Sebelumnya, saya sudah remap ECU beberapa kali. Gejala jeduk pada transmisi
itu memang berkurang. Tapi sekarang transmisi terlalu cepat ganti gigi saat
melaju,” ujar Ryanto. Hal ini tentunya dirasa mengganggu karena mobil tidak
mendapat tenaga yang seharusnya di setiap gigi.
Taqwa berpendapat, setiap program ECU punya orientasi masingmasing terkait
kerja transmisi. “Ada yang targetnya mengejar emisi, tapi ada pula yang
targetnya mengejar torsi,” sambung Taqwa. Keduanya bisa jadi dasar penentuan
jadwal shifting transmisi.
Untuk diketahui, pematokan jadwal shifting transmisi yang berorientasi mengejar
tingkat efisiensi dan emisi jamak diterapkan di negara-negara maju. Lantaran
hal ini menjadi salah satu tolok ukur penentuan pajak kendaraan. Seperti
diketahui, Fortuner merupakan produk global.
“Jadi kalau sudah meng-update software tapi masalahnya belum beres semua
berarti perlu dilihat girboksnya. Intinya jangan menutup kemungkinan dari salah
satu. Dari keduanya bisa jadi sebab,” sambung pria yang juga menangani mobil di
balap Lamborghini Huracan se-Asia tersebut.
Para konsumen ini mengaku khawatir masalah ini terus muncul di mobil mereka hingga
melewati masa garansi. Untuk itulah, mereka berharap adanya extended warranty.
Reaksi Toyota
Akhirnya, setelah menerima laporan, kini PT Toyota Astra Motor (TAM)
telah memberikan konfrimasi resminya terkait masalah yang terjadi pada sistem
transmisi untuk varian All New Innova dan Fortuner. Keluhan tersebut awalnya
muncul dari media sosial dan sudah mulai tersebar luas di masyarakat.
Terkait keluhan konsumen tersebut,
Henry Tanoto selaku Vice President Director PT TAM mengungkapkan bahwa
pihaknya sudah menerima beberapa keluhan yang dilontarkan konsumen dan sudah
dilakukan sebuah pengecekan. Dan hasilnya, TAM menilai masalah tersebut
tidak perlu ditindak lanjuti dengan penarikan produk atau recall. “Penguncian
itu dibuat lebih kuat, maksudnya biar safety yang lebih baik. Kejadian ini
hanya di kondisi dan pemakaian tertentu. Misalnya, di posisi (jalanan) miring
sekali atau turunan, saat (tuas transmisi) dipindah ke ‘P’ itu ternyata membuat
pengunciannya lebih kuat lagi,” jelas Henry, beberapa waktu lalu.
Jika mobil mengalami kondisi yang demikian maka kendaraan akan
menimbulkan sebuah bunyi dan sedikit hentakan. Hal tersebut lah yang akgirnya
membuat para pengguna Fortuner maupun Innova terbaru akhgirnya merasa tak
nyaman dan kemudian mereka pun saling tanya jawab atau berkonsultasu melalui
media sosial. “Namun sebenarnya itu bisa enggak berbunyi dalam penggunaan
tertentu. Contoh, pada saat dia mau parkir, rem tangan dulu baru dia pindahkan
giginya. Nah setelah dipindahkan lagi engga bunyi. Sebenarnya kalau di jalan
rata, enggak (bunyi),” tambahnya.
Pendapat saya mengenai Gagalnya Rancangan Transmisi Toyota Kijang Innova dan Toyota Fortuner
di karenakan
- Respons rem All New Toyota Kijang Innova lambat pada kecepatan tinggi dan melintasi jalan menurun. Rem seperti tidak mau merespons yang ditandai dengan putaran mesin tidak kunjung turun. Setelah pedal rem dilepas dan diinjak lagi, baru terasa rem merespons.
- Respons throttle mesin All New Toyota Kijang Innova dirasakan lamban. Hal itu terjadi ketika sedang cruising pada kecepatan tinggi hingga 130 km/jam, pedal gas dilepas dan putaran mesin turun. Ketika pedal gas kembali tidak respons dari mesin yang ditandai dengan tidak adanya kenaikan putaran mesin. Lalu pedal gas dilepas dan diinjak lagi, baru dirasakan mesin merespons dan putaran mesin pun naik.
Dari hasil tersebutlah Kijang Innova dan Toyota Fortuner dikatakan gagal.
Komentar
Posting Komentar